Liputan6.com, Sumbawa: Pekerja tambang biasanya identik dengan pekerjaan kasar, keras, dan penuh risiko. Jadi tak heran jika selama ini pekerjaan tersebut didominasi kaum pria. Namun, pandangan ini tampaknya bakal berubah. Sebab, Yuni, wanita asal Surabaya, Jawa Timur, justru menggantungkan hidupnya dengan bekerja di pertambangan. Ia telah bertahun-tahun menjadi operator Haul Truck atau truk raksasa setinggi 10 meter dan mampu mengangkut beban seberat 240 ton di Newmont Mining, Bukit Batu Hijau, Sumbawa, Nusatenggara Barat.
Yuni mengaku sudah sejak 1993 menjadi sopir haul truck di pertambangan Newmont. Sebelumnya, janda beranak satu ini adalah seorang tukang cuci di perusahaan yang sama. Yuni kemudian tertarik mengikuti pelatihan untuk menjadi seorang pengemudi truk.
Setelah tiga bulan mengikuti kursus, Yuni alih profesi menjadi sopir truk. "Saya pertama kali bawa haul truck 769, truk yang paling kecil," ujar perempuan berambut sepantat ini. Setelah enam bulan bekerja sebagai pengemudi truk, "pegangan" Yuni semakin bervariasi. Mulai haul truck yang paling kecil hingga yang paling besar ia kemudikan dengan lancar.
Waktu kerja Yuni adalah empat hari kerja dan empat hari libur. Dalam sehari, perempuan berkulit cokelat ini bekerja selama 12 jam sehari. Jika mendapat giliran masuk pagi, Yuni mulai berangkat kerja pukul 05.30 WITA.
Sebelum mengemudikan truk, wanita berperawakan sedang ini mesti terlebih dahulu memeriksa kondisi truk, mulai dari roda, mesin, dan seluruh panel di ruang kemudi. Setelah itu, barulah Yuni mulai bekerja. Ia mengangkut bebatuan yang baru ditambang ke tempat pemecah batu. Pada petang harinya, tepatnya pukul 18.00 WITA, Yuni selesai bekerja. Ia kemudian kembali ke barak pegawai dengan diantar kendaraan perusahaan.
Soal pekerjaannya sebagai sopir truk, Yuni mengaku bangga. "Anak saya juga bangga ibunya seorang sopir. Dia pernah saya bawa naik truk," ujar Yuni. Sebab, dengan penghasilannya yang lumayan, dia bisa menghidupi dan menyekolahkan putri semata wayangnya yang kini berusia 11 tahun dan tinggal di Surabaya.(LIA/Martin Budi Laksono dan Yopie Yacob
Yuni mengaku sudah sejak 1993 menjadi sopir haul truck di pertambangan Newmont. Sebelumnya, janda beranak satu ini adalah seorang tukang cuci di perusahaan yang sama. Yuni kemudian tertarik mengikuti pelatihan untuk menjadi seorang pengemudi truk.
Setelah tiga bulan mengikuti kursus, Yuni alih profesi menjadi sopir truk. "Saya pertama kali bawa haul truck 769, truk yang paling kecil," ujar perempuan berambut sepantat ini. Setelah enam bulan bekerja sebagai pengemudi truk, "pegangan" Yuni semakin bervariasi. Mulai haul truck yang paling kecil hingga yang paling besar ia kemudikan dengan lancar.
Waktu kerja Yuni adalah empat hari kerja dan empat hari libur. Dalam sehari, perempuan berkulit cokelat ini bekerja selama 12 jam sehari. Jika mendapat giliran masuk pagi, Yuni mulai berangkat kerja pukul 05.30 WITA.
Sebelum mengemudikan truk, wanita berperawakan sedang ini mesti terlebih dahulu memeriksa kondisi truk, mulai dari roda, mesin, dan seluruh panel di ruang kemudi. Setelah itu, barulah Yuni mulai bekerja. Ia mengangkut bebatuan yang baru ditambang ke tempat pemecah batu. Pada petang harinya, tepatnya pukul 18.00 WITA, Yuni selesai bekerja. Ia kemudian kembali ke barak pegawai dengan diantar kendaraan perusahaan.
Soal pekerjaannya sebagai sopir truk, Yuni mengaku bangga. "Anak saya juga bangga ibunya seorang sopir. Dia pernah saya bawa naik truk," ujar Yuni. Sebab, dengan penghasilannya yang lumayan, dia bisa menghidupi dan menyekolahkan putri semata wayangnya yang kini berusia 11 tahun dan tinggal di Surabaya.(LIA/Martin Budi Laksono dan Yopie Yacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar