Rabu, 25 Februari 2015

Tes Yamaha WR250R, Trail 'Penjambak' di Tanah-Aspal


Otosia.com - Setelah sempat melihatnya utuh di Indonesia Motorcycle Show (IMoS) 2014 dan akhirnya bisa dipesan di Indonesia, kini kami benar-benar duduk di jok motor jangkung tersebut. Tongkrongannya memang mudah mencuri perhatian, dan asyiknya benar-benar bisa dipakai di jalan raya karena statusnya sebagai "street legal", punya mesin berperforma tinggi, tetapi ada STNK, tidak seperti motor trail kompetisi pada umumnya.
Ukurannya memang jangkung, dengan jarak tinggi dari tanah ke jok 93 cm. Untuk itu, perlu satu kaki turun ke tanah sebagai penyangga andaikata tinggi biker 165 cm, atau jinjit dua kaki untuk mereka yang bertinggi badan 170 cm.
Satu kaki kokoh memang diperlukan, daripada memaksakan dua kaki tetapi tidak siap dan malah "jatoh bodoh" kalau kata biker-biker trail.
Soal bobot, rangkanya sendiri berbahan aluminium. Berat totalnya 134 kg, dan itu dalam kondisi tangki bensin terisi penuh, sudah termasuk oli. Sementara itu, panjang motor 2.180 mm, lebar 810 mm, tinggi 1.230 mm, jarak antar-roda 1.420 mm.
"Dijambak" mesin
Harga Rp 93 juta menjadikan motor ini punya banyak hal-hal menjanjikan. Omong-omong, harga itu sudah on-the road Jakarta, dan yang pasti dijanjikan adalah "jambakan" performa.
Otosia.com merasakan tarikan itu saat mengujinya dalam dua putaran, yang berlangsung di trek tanah sirkuit motocross PPC Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Minggu siang, 22 Februari 2014.
Medannya tanah kering, dan kombinasi lumpur atau becek di 2 titik, serta banyak handicap menantang, seperti melibas dua gundukan kembar terpisah, dan gundukan terjal.
Pasca-puntir gas dalam, motor pun terbang, dan mendarat dengan mulus. Itulah "jambakan" pertama yang kami peroleh. Baru masuk gigi satu, hentakan tenaga galak sudah mulai terasa pada rendah RPM.
Masuk gigi dua, kembali ada "jambakan" kala gas dipuntir secara mendadak dan mendalam. Maklum, sejatinya WR250R sudah "special engine", meski tidak full karena bukan untuk murni untuk kompetisi di sirkuit. Salah satu buktinya, gas bisa dipuntir sampai putaran mesin 10.000 RPM. Untuk saat ini, putaran itu tertinggi di kelasnya.
Imajinasi melaju di aspal
Kelokan-kelokan tajam di tanah merah kering menantang kami untuk segera puntir gas. Hasilnya, torsi galak selepas kelokan miring menyisakan seringai dari balik helm karena kami merasa bak crosser sungguhan.
WR250R memang menggunakan transmisi 6-percepatan. Namun karena lintasan offroad, kami hanya memakai gigi 1 hingga 4 di sirkuit ini. Gigi 4 kami pakai hanya pada trek lurus, sebelum bertemu belokan tajam, atau saat menghadapi handicap belokan tak rata, lalu bertemu gundukan tanah atau tanjakan. Karena perpindahan gigi terasa tetap ada jambakan, kami lebih banyak main di gigi 2, saat menikung dan merebah sedikit.
Dengan tenaga besar nan responsif, kami membayangkan, tarikannya saat digunakan di aspal setali tiga uang dengan motor-motor sport. Ini makanya, tak ayal ia cocok untuk nongkrong sesama biker motor sport. Alhasil, nongkrong pakai WR250R cukup asyik, diajak main tanah pun jadi.
Rasa nyaman yang dirasakan saat melaju di tanah pun membuka imajinasi kenyamanan yang sama saat WR250R dibawa ke jalan raya. Misalnya, suara getaran di gearbox tidak besar, bahkan halus. Perpindahan gigi pun terasa tanpa entakan. Rasa nyaman itu antara lain diperoleh berkat intake valve berbahan titanium yang ringan, kuat, tetapi minim gesekan.
Suspensi juga memancing imajinasi rasa nyaman saat melaju di jalan aspal. Soalnya, shock-nya fully adjustable. Kita bisa atur sesuai keinginan kita, mulai dari urusan rebound, damping, dan kompresi.
Awalnya, kami agak khawatir dengan kubangan lumpur ditengah sebelum belok. Takut-takut atau salah-salah, kami malah terjerembab. Namun, spesifikasi yang mendukung menyingkirkan keraguan dan ketakutan. Bak "mainan" baru, WR250R memang membuat kami merasa punya "teman" untuk menjajal, apa sih rasanya menjadi seorang crosser, menikmati loncatan dan melawan hukum gravitasi.
Kesimpulannya, tinggal pintar-pintar saja dalam memainkan gas, posisi badan, kaki, kopling dan tentu saja feeling dan keberanian, biker tinggal beraksi karena semua terasa sudah dimanjakan melalui fitur dan teknologi WR250R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar