Pengertian Excavator
Excavator adalah sebuah jenis alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat pengeruk (bucket) yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia. Pengertian ini didasarkan dari asal-usul excavator yang diciptakan sebagai alat penggali tanah untuk membangun rel kereta api, serta dari kata “excavation” yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti “pengggalian” atau mesin penggali.
Pengalihan bahasa
Dalam bahasa Indonesia excavator disebut sebagai ekskavator. Namun dalam proyek-proyek kontruksi dan pertambangan di Indonesia, excavator lebih sering disebut “Bego atau Beko”, walaupun sebenarnya excavator bukan berarti bego. Istilah bego berasal dari bahasa Inggris dari kata “Backhoe”, yaitu excavator mini yang ditempelkan pada bagian belakang mesin traktor atau biasa disebut backhoe loader. Backhoe Loader merupakan gabungan antara excavator dan wheel loader.
Pengertian backhoe/bego/beko
Disebut backhoe (aktor belakang) karena excavator mini ini terletak pada bagian belakang mesin traktor. Misalnya pada backhoe loader, excavator mini ini ditempelkan pada bagian belakang tracktor loader atau wheel loader (pemuat beroda ban) dan memiliki peran sebagai alat kerja yang terletak di bagian belakang. Pada awalnya backhoe loader ini digunakan untuk peralatan di lahan pertanian di Amerika Serikat. Sedangkan excavator (ekskavator) merupakan unit tersendiri yang memiliki peran pokok sebagai alat utama untuk pekerjaan penggalian tanah.
Sejarah penciptaan awal
Excavator pertama kali diciptakan pada tahun 1835 oleh seorang pemuda berusia 22 tahun bernama William Smith Otis, yang merupakan seorang ahli mekanik asal Amerika Serikat. William Smith Otis adalah anak dari pasangan Isaac Otis dan Tryphena Hannah Smith yang lahir pada tanggal 20 september 1813 di Pelham, Massachussetts, USA. William memulai karyanya sejak berusia 20 tahun dimana pada waktu itu dia mulai menunjukkan kecerdasannya.
Eksperimen pertama
Pada tahun 1935 ketika bekerja di perusahaan “Carmichael and Fairbanks” yang bergerak di bidang pekerjaan sipil, William menggunakan excavator hasil ciptaannya untuk penggalian rel kereta api mulai dari Norwich ke Worcester.
Pada waktu itu excavator pertama tersebut hanya dilengkapi bucket (alat keruk) yang ditarik oleh rantai dan seling, serta digerakkan oleh mesin uap dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat. Namun sayangnya excavator tersebut rusak berantakan ketika mencapai putaran 90 derajat saat sedang melakukan penggalian.
Untuk menyempurnakan karya ini William Smith Otis pindah ke Philadelphia. Dia berusaha meyakinkan Joseph Harrison, seorang manajer operasional perusahaan “Garrett and Eastwick” untuk membangun model excavator pra-industri pada tahun 1836, dan usahanya berhasil.
Hak cipta pertama
Pada tanggal 15 maret 1836 William menerima hak patent atas penemuan excavator ini. Namun sayangnya kejadian insiden serupa terulang lagi. Pada tahun 1838 terjadi kesalahan pada spesifikasi teknik sehingga excavator terbakar dan hancur. Hak patent atas penemuan excavator yang telah diraih dengan susah payah oleh William Smith Otis berakhir pada tanggal 27 oktober 1838.
Pengukuhan hak cipta
Namun berikutnya pada tanggal 24 februari 1839, patent dengan nomor 1089 telah resmi memperoleh validitas. Excavator hasil karya William Smith Otis secara resmi diakui dengan sebutan “The Crane-dredge for excavation and earth removals” (Kren penggali dan pemindah tanah) dan secara resmi merupakan excavator yang pertama kali ada di muka bumi.
Spesifikasi pertama
Excavator pertama ini memiliki spesifikasi bucket (alat keruk) 1,15 meter kubik dengan kemampuan produktivitas menggali tanah sebanyak 64 meter kubik per jam. Excavator tertua di dunia ini hanya mampu berputar sejauh 90 derajat dan hanya bisa berjalan di atas rel kereta api yang dimotori oleh mesin uap. Serta hanya dilengkapi seling sebagai penarik alat kerja (bucket/ember).
Kepergian sang penemu
Pada tanggal 13 november 1839, William Smith Otis sang penemu excavator ini meninggal dunia pada usia ke 26 tahun. Pada tahun 1940 tercatat ada 7 unit excavator di dunia dan merupakan excavator pertama dalam sejarah yang diciptakan oleh William Smith Otis. Semua hak patent hasil karyanya beralih ke istrinya, Ellizabeth.
Karya besar William Smith Otis telah berkembang hingga saat ini dan telah dimanfaatkan untuk pembangunan bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia.
Perkembangan teknologi modern
Seiring perkembangan jaman, kebutuhan peralatan berat untuk pembangunan kontruksi dan pertambangan semakin komplek, sehingga manusia merancang excavator menjadi semakin sempurna. Pada awalnya fungsi excavator hanyalah sebagai alat penggali tanah yang berjalan di atas rel kereta api dan hanya dimotori oleh mesin uap serta menggunakan sistem manual berupa seling dan rantai untuk menggerakkan bucket (alat kerja/alat keruk), dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat.
Namun kini excavator menggunakan sistem teknologi canggih dan memiliki multi fungsi sebagai alat berat serbaguna yang dilengkapi mesin modern dengan tenaga hidrolik, bisa berputar sejauh 360 derajat tanpa berhenti dan mampu bekerja di atas air.
Kehebatan excavator
Excavator memiliki kehebatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan segala jenis alat berat yang ada di planet bumi. Excavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang tidak bisa dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan, serta tangguh bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Selain itu excavator juga bisa digunakan sebagai alat pemecah batu yang dilengkapi dengan palu pemukul (breaker).
Excavator terbesar di dunia
Pada tahun 1978, Jerman menciptakan excavator terbesar di dunia yang dinamakan Bagger 288. Monster raksasa ini berbobot 13.500 ton dengan panjang 240 meter serta tinggi 96 meter dan lebar 46 meter. Excavator gila ini digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan overburden dan extrations, misalnya menggali deposit mineral raksasa seperti batubara, menggali saluran pipa gas bawah tanah, pipa minyak, kabel komunikasi, penyulingan air dan pusat pipa pemanas.
Di Indonesia Bagger 288 hanya ada di PT. Freeport Indonesia Inc. yang terletak di provinsi Papua dan digunakan untuk menyelesaikan penambangan emas terbesar di planet bumi. Bagger 288 memiliki 10 bucket (alat keruk) dan masing-masing bucket berkapasitas 6,6 meter kubik. Excavator raksasa ini memiliki kemampuan menggali tanah sebanyak 240.000 meter kubik perhari dan cukup untuk mengisi semangkok lapangan sepakbola dengan tanah setinggi gedung berlantai 10 hanya dalam waktu sehari.
Pabrik Excavator di Indonesia
Saat ini ada tiga pabrik excavator di Indonesia dan sekaligus merupakan distributor terbesar untuk alat-alat berat di Indonesia.
* PT. Trakindo Utama memproduksi peralatan berat dengan merk Caterpillar.
* PT. United Tractors Tbk memproduksi peralatan berat dengan merk Komatsu.
* PT. Hexindo Adiperkasa Tbk memproduksi peralatan berat dengan merk Hitachi.
Bukan hanya excavator, ketiga pabrik raksasa alat berat ini juga memproduksi berbagai jenis dan ukuran peralatan berat yang mampu menyuplai kebutuhan alat-alat berat di pertambangan raksasa batubara dan emas di luar jawa dan juga menyuplai proyek-proyek kontruksi di seluruh Indonesia.
Berawal dari sebuah excavator kuno yang diciptakan oleh William Smith Otis pada tahun 1835, saat ini ada jutaan excavator dari berbagai model dan ukuran yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan digunakan untuk merobek bumi.
Excavator adalah sebuah jenis alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat pengeruk (bucket) yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia. Pengertian ini didasarkan dari asal-usul excavator yang diciptakan sebagai alat penggali tanah untuk membangun rel kereta api, serta dari kata “excavation” yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti “pengggalian” atau mesin penggali.
Foto Excavator Modern |
Pengalihan bahasa
Dalam bahasa Indonesia excavator disebut sebagai ekskavator. Namun dalam proyek-proyek kontruksi dan pertambangan di Indonesia, excavator lebih sering disebut “Bego atau Beko”, walaupun sebenarnya excavator bukan berarti bego. Istilah bego berasal dari bahasa Inggris dari kata “Backhoe”, yaitu excavator mini yang ditempelkan pada bagian belakang mesin traktor atau biasa disebut backhoe loader. Backhoe Loader merupakan gabungan antara excavator dan wheel loader.
Foto Backhoe Loader |
Pengertian backhoe/bego/beko
Disebut backhoe (aktor belakang) karena excavator mini ini terletak pada bagian belakang mesin traktor. Misalnya pada backhoe loader, excavator mini ini ditempelkan pada bagian belakang tracktor loader atau wheel loader (pemuat beroda ban) dan memiliki peran sebagai alat kerja yang terletak di bagian belakang. Pada awalnya backhoe loader ini digunakan untuk peralatan di lahan pertanian di Amerika Serikat. Sedangkan excavator (ekskavator) merupakan unit tersendiri yang memiliki peran pokok sebagai alat utama untuk pekerjaan penggalian tanah.
Sejarah penciptaan awal
Excavator pertama kali diciptakan pada tahun 1835 oleh seorang pemuda berusia 22 tahun bernama William Smith Otis, yang merupakan seorang ahli mekanik asal Amerika Serikat. William Smith Otis adalah anak dari pasangan Isaac Otis dan Tryphena Hannah Smith yang lahir pada tanggal 20 september 1813 di Pelham, Massachussetts, USA. William memulai karyanya sejak berusia 20 tahun dimana pada waktu itu dia mulai menunjukkan kecerdasannya.
Sketsa gambar Excavator pertama |
Eksperimen pertama
Pada tahun 1935 ketika bekerja di perusahaan “Carmichael and Fairbanks” yang bergerak di bidang pekerjaan sipil, William menggunakan excavator hasil ciptaannya untuk penggalian rel kereta api mulai dari Norwich ke Worcester.
Pada waktu itu excavator pertama tersebut hanya dilengkapi bucket (alat keruk) yang ditarik oleh rantai dan seling, serta digerakkan oleh mesin uap dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat. Namun sayangnya excavator tersebut rusak berantakan ketika mencapai putaran 90 derajat saat sedang melakukan penggalian.
Untuk menyempurnakan karya ini William Smith Otis pindah ke Philadelphia. Dia berusaha meyakinkan Joseph Harrison, seorang manajer operasional perusahaan “Garrett and Eastwick” untuk membangun model excavator pra-industri pada tahun 1836, dan usahanya berhasil.
Hak cipta pertama
Pada tanggal 15 maret 1836 William menerima hak patent atas penemuan excavator ini. Namun sayangnya kejadian insiden serupa terulang lagi. Pada tahun 1838 terjadi kesalahan pada spesifikasi teknik sehingga excavator terbakar dan hancur. Hak patent atas penemuan excavator yang telah diraih dengan susah payah oleh William Smith Otis berakhir pada tanggal 27 oktober 1838.
Pengukuhan hak cipta
Namun berikutnya pada tanggal 24 februari 1839, patent dengan nomor 1089 telah resmi memperoleh validitas. Excavator hasil karya William Smith Otis secara resmi diakui dengan sebutan “The Crane-dredge for excavation and earth removals” (Kren penggali dan pemindah tanah) dan secara resmi merupakan excavator yang pertama kali ada di muka bumi.
Foto Excavator pada tahun 1886 |
Spesifikasi pertama
Excavator pertama ini memiliki spesifikasi bucket (alat keruk) 1,15 meter kubik dengan kemampuan produktivitas menggali tanah sebanyak 64 meter kubik per jam. Excavator tertua di dunia ini hanya mampu berputar sejauh 90 derajat dan hanya bisa berjalan di atas rel kereta api yang dimotori oleh mesin uap. Serta hanya dilengkapi seling sebagai penarik alat kerja (bucket/ember).
Kepergian sang penemu
Pada tanggal 13 november 1839, William Smith Otis sang penemu excavator ini meninggal dunia pada usia ke 26 tahun. Pada tahun 1940 tercatat ada 7 unit excavator di dunia dan merupakan excavator pertama dalam sejarah yang diciptakan oleh William Smith Otis. Semua hak patent hasil karyanya beralih ke istrinya, Ellizabeth.
Karya besar William Smith Otis telah berkembang hingga saat ini dan telah dimanfaatkan untuk pembangunan bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia.
Perkembangan teknologi modern
Seiring perkembangan jaman, kebutuhan peralatan berat untuk pembangunan kontruksi dan pertambangan semakin komplek, sehingga manusia merancang excavator menjadi semakin sempurna. Pada awalnya fungsi excavator hanyalah sebagai alat penggali tanah yang berjalan di atas rel kereta api dan hanya dimotori oleh mesin uap serta menggunakan sistem manual berupa seling dan rantai untuk menggerakkan bucket (alat kerja/alat keruk), dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat.
Namun kini excavator menggunakan sistem teknologi canggih dan memiliki multi fungsi sebagai alat berat serbaguna yang dilengkapi mesin modern dengan tenaga hidrolik, bisa berputar sejauh 360 derajat tanpa berhenti dan mampu bekerja di atas air.
Foto Amphibious Excavator |
Kehebatan excavator
Excavator memiliki kehebatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan segala jenis alat berat yang ada di planet bumi. Excavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang tidak bisa dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan, serta tangguh bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Selain itu excavator juga bisa digunakan sebagai alat pemecah batu yang dilengkapi dengan palu pemukul (breaker).
Excavator terbesar di dunia
Pada tahun 1978, Jerman menciptakan excavator terbesar di dunia yang dinamakan Bagger 288. Monster raksasa ini berbobot 13.500 ton dengan panjang 240 meter serta tinggi 96 meter dan lebar 46 meter. Excavator gila ini digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan overburden dan extrations, misalnya menggali deposit mineral raksasa seperti batubara, menggali saluran pipa gas bawah tanah, pipa minyak, kabel komunikasi, penyulingan air dan pusat pipa pemanas.
Foto Excavator Bagger 288 |
Di Indonesia Bagger 288 hanya ada di PT. Freeport Indonesia Inc. yang terletak di provinsi Papua dan digunakan untuk menyelesaikan penambangan emas terbesar di planet bumi. Bagger 288 memiliki 10 bucket (alat keruk) dan masing-masing bucket berkapasitas 6,6 meter kubik. Excavator raksasa ini memiliki kemampuan menggali tanah sebanyak 240.000 meter kubik perhari dan cukup untuk mengisi semangkok lapangan sepakbola dengan tanah setinggi gedung berlantai 10 hanya dalam waktu sehari.
Pabrik Excavator di Indonesia
Saat ini ada tiga pabrik excavator di Indonesia dan sekaligus merupakan distributor terbesar untuk alat-alat berat di Indonesia.
* PT. Trakindo Utama memproduksi peralatan berat dengan merk Caterpillar.
* PT. United Tractors Tbk memproduksi peralatan berat dengan merk Komatsu.
* PT. Hexindo Adiperkasa Tbk memproduksi peralatan berat dengan merk Hitachi.
Bukan hanya excavator, ketiga pabrik raksasa alat berat ini juga memproduksi berbagai jenis dan ukuran peralatan berat yang mampu menyuplai kebutuhan alat-alat berat di pertambangan raksasa batubara dan emas di luar jawa dan juga menyuplai proyek-proyek kontruksi di seluruh Indonesia.
Berawal dari sebuah excavator kuno yang diciptakan oleh William Smith Otis pada tahun 1835, saat ini ada jutaan excavator dari berbagai model dan ukuran yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan digunakan untuk merobek bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar